Inilah 'Aqidah Kita

Dien Allah SWT. adalah Al-Islam, yakni apa yang diyakini, hidup dengannya dan mati karenanya, dan kita berkumpul dan memerangi orang di atas fondasi ini. Kita menyembah Allah SWT secara ekslusif (khusus) juga hanya mengikuti, menerima dan menaati-Nya.

Kalimah syahadah adalah awal dan akhir dien ini, yang nampak dan terembunyi, siapa saja yang memenuhi syarat-syaratnya dan menjauhkan diri terhadap apa-apa yang membatalkannya akan menjadi seorang Muslim yang benar dan siapa saja yang tidak memenuhi syarat-syaratnya juga melakukan salah satu hal yang membatalkannya akan menjadi seorang yang kafir walaupun dia menyebut dirinya Muslim.
Ahlus Sunnah wal Jama’ah yakin bahwa Allah SWT. adalah satu-satunya yang berhak disembah, dipatuhi dan diikuti, Dia adalah Pencipta, Yang memerintah, Yang menyediakan segala sesuatu, Yang awal dan Yang Akhir, Dia mendengar dan melihat segala sesuatu. Kita beriman pada semua nama dan sifat-sifat-Nya tanpa mengintepretasikan (ta’wil) atau meniadakan (ta’til) dan tanpa mengatakan bagaimana (bilaa kaif) yaitu kita mengambilnya secara makna (dhahir) sebagaimana adanya.

Kita beriman bahwa Muhammad SAW. yang telah diutus kepada seluruh manusia, kita diwajibkan untuk mengikuti dan menaatinya dan apa yang diperintahkannya. Allah SWT berfirman dalam Qur’an:

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS An Nisaa’, 4: 65)

Kita beriman bahwa malaikat adalah ciptaan Allah SWT. dan tidak menentang-Nya tetapi memenuhi semua yang telah diperintahkan kepada mereka, mencintai mereka adalah bagian dari imaan dan membenci mereka adalah perkara kufur.

Kita beriman pada perkataan Allah SWT.. Al-Qur’an adalah perkataan Allah SWT (kalamullah), kita membacanya dengan huruf dan mendengarnya dengan suara, itu adalah sebuah sifat Allah SWT. dan bukan makhluk-Nya dan selanjutya diwajibkan atas kita untuk meninggikannya, mengikutinya dan mengimplementasikannya.

Kita beriman pada semua Nabi dan Rasul dari Adam A.S. sampai pada Nabi terakhir; Muhammad SAW.. Mereka semua bersaudara yang datang dengan satu pesan yaitu beriman dan menyembah tidak lain hanya kepada Allah SWT. secara eksklusif.

Kita beriman bahwa Sunnah adalah wahyu seperti Al-Qur’an, tetapi perkataannya berasal dari Muhammad SAW. dan maksudnya adalah dari Allah SWT. Sunnah merinci dan menjelaskan Al-Qur’an.

Cinta kita kepada Muhammad SAW adalah kewajiban sebagaimana benci kita kepada mereka yang membencinya dan kita menyebut mereka kafir juga munafiq. Cinta ini menyebar pada keluarganya dan shahabat-shahabatnya yang kita hormati tanpa berlebihan. Kita ridha kepada mereka dan memohon kepada Allah SWT. agar ridha kepada mereka semua, mereka terpercaya dan kita hanya membicarakan hal-hal baik tentang mereka, mencintai mereka adalah bagian dari imaan dan aqidah, membenci mereka adalah bagian dari nifaq. Kita tidak berargumen tentang perselisihan di antara mereka dan mereka adalah sebaik-baik generasi yang berjalan di muka bumi setelah Rasulullah SAW.

Kita beriman pada takdir dan semua ketetapan baik dan buruk berasal dari Allah, baik adalah bagian dari sifat-Nya dan buruk adalah hukuman dari-Nya berkaitan dengan apa yang kita lakukan dengan tangan kita. Allah SWT. berkehendak mutlak dan melakukan sesuai dengan apa yang diinginkan-Nya, tidak ada sesuatu apa pun yang akan terjadi atau ada kecuali seizin-Nya dan dengan kehendak Allah SWT.

Dia menciptakan kita dan perbuatan kita, memberikan kita pilihan untuk melakukan hal tertentu setelah Dia mengizinkan dan menetapkan-Nya terjadi. Nasib dan tujuan Allah adalah sebuah kemurahan hati bagi kita dan keadilan bagaimana pun ketika melakukan sebuah kejahatan Allah SWT. juga menetapkan atas kita untuk menjadikan hukuman baginya.

Kita beriman pada azab qubur dan pertanyaan di qubur (su’aal al-qabr) dan kesenangan qubur (na’im al-qabr) bagi orang-orang beriman, Allah SWT akan mengazab siapa saja yang layak mendapatkannya jika Dia menghendaki dan bisa membebaskan dari azab tersebut kepada siapa saja yang dia kehendaki.

Kita beriman bahwa setiap orang akan ditanya oleh dua malaikat yaitu Munkar dan Nakir di kubur mereka; siapa Tuhanmu? Apa kitabmu? Apa dienmu? Siapa Rasul yang telah diutus olehmu? Allah SWT. menginformasikan kepada kita bahwa orang-orang beriman akan menjawab pertanyaan ini di saat kuffar tidak bisa menjawabnya ; Allah akan menjaga orang-orang yang beriman, dengan kalimat yang paling kokoh di dunia ini (yaitu Laa ilaaha illaLlah) dan di akhirat. Dan Allah akan menyesatkan bagi mereka yang zalim (musyrikin dan sebagainya), dan Allah melakukan apa yang dia kehendaki (QS 14: 27).

Kita beriman bahwa kebangkitan setelah kematian adalah sesuatu hal yang tidak bisa dibantah dan bahwa di hari kiamat semua perbuatan kita akan menjadi jawaban dan kita akan dihitung atas itu semua kemudian kita akan dihitung pada hari perhitungan dimana kita akan mempunyai mizan dan melihat telaga (haud) dan kita akan melewati siraat.

Jannah adalah haq dan kita beriman padanya dan hanya orang-orang beriman yang terpilih untuknya, neraka adalah haq kemudian mereka yang kafir dan melakukan dosa akan terpilih untuk merasakannya, orang yang melakukan dosa akan di masukkan kedalamnya dan diambil sebagai kemuraham Allah SWT. sepanjang mereka tidak melakukan syirik.

Kita beriman pada semua tanda-tanda hari kiamat dan bahwa salah satu fitnah terbesar dari waktu yang Allah telah ciptakan Adam sampai hari pengadilan adalah fitnah Masih Dajjal dan kita beriman bahwa Isa A.S. akan diutus dan menerapkan keadilan dan kembalinya Khilafah di atas jalan kenabian (Al-Khilafah ala minhajin Nubuwwah).

Allah akan mengeluarkan dari neraka mereka yang muwwahid (orang-orang yang benar-benar beriman pada tauhid) dengan perantara (syifa’a/syafa’at) ulama, ambiyyah atau syuhada dan perantara ini adalah haq oleh mereka yang Allah SWT. bolehkan dan memberikan kebolehan untuk melakukannya. Rasulullah SAW. akan menjadi perantara bagi kita dan akan mendapatkan posisi tertinggi pada hari pengadilan (makaam al mahmuud).

Imaan adalah qoul (perkataan), amal (perbuatan) dan I’tiqad (keyakinan), keyakinan adalah dalam hati, perbuatan dengan anggota badan, perkataan dengan lidah. Keyakinan dalam hati termasuk perkataan dan perbuatan hati, perkataan adalah mempercayai dengan jelas dan perbuatan adalah mencintai Allah SWT, takut hanya kepadaNya dan mencari pertolongan juga hanya kepadaNya. Perkataan dari lidah dan perbuatan dari anggota tubuh adakah dua pilar lainnya dari imaan dan mereka adalah manifestasi dari iman, dimana keyakinan dari hati adalah imaan yang tersembunyi.

Imaan bertambah dengan perbuatan baik dan berkurang dengan perbuatan buruk. Kita yakin bahwa iman memiliki cabang-cabang sebagaimana RasuluLlah telah tetapkan, cabang yang paling tinggi adalah mengucapkan laailaha illaLlah muhammadar rasulaLlah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan sesuatu yang berbahaya dari jalanan. Sebagian cabang-cabangnya adalah fondasi bagi yang lainnya, jika mereka ditiadakan maka seluruh Imaan akan hilang dan ada sebagian yang bukan fondasi tetapi cabang, yang jika ditiadakan maka akan mengurangi imaan dan membuatnya lemah tetapi tidak meniadakannya, seperti jika cabang dari kaliama syahadah ditiadakan maka tidak ada ibadah bisa membantu itu akan meniadakan segalanya. Selainnya, dimana sebagian perbuatan akan menjadikan imaan lemah dan berkurang seperti meminum khamer, mencuri atau melakukan zina, kemudian kita tidak akan pernah mendeklarasikan takfir pada mu’min atau muwwahid atau seseorang yang shalat menghadap kiblat, dan berkaitan dengan melakukan dosa seperti zina dan mencuri kecuali dia mengatakan semua itu adalah halal dan membuat istihlaal.

Kita tidak seperti Khawarij yang melakukan takfir pada Muslim yang melakukan dosa (apa saja) tidak juga seperti murji’ah yang ketika melihat seseorang melakukan kekufuran atau syirik tidak melakukan takfir, tetapi kita berada diantara Khawarij dan Murji’ah (orang-orang yang memisahkan imaan dan perbuatan).

Kita beriman bahwa kufur ada dua macam; kufur akbar dan kufur asgahr, kufur akbar akan mengeluarkan seseorang dari ikatan Islam dimana Kufur Asghar tidak akan mengelurkan seseorang dari ikatan Islam melainkan hanya dianggap berdosa. Melakukan takfir pada seseorang dan menilai apakah dia akan masuk neraka harus menemukan kondisi-kondis tertentu yaitu bahwa dia harus melakukan salah satu hal yang membatalkan imaan dan tidakadanya segala pencegahan kekufuran seperti alasan ketidaktahuan, kesalahan atau paksaan.

Kita beriman bahwa kita mungkin mengaplikasikan istilah Wai’iid (terhukum/diazab) dan nama Wai’iid seperti zindiq, manuut, syaitan dan sebagainya kepada orang-orang tetapi tidak harus menilai seseorang yang menjadi kafir kecuali ada kufur yang jelas tanpa pencegahan.

Kita tidak menilai seseorang dengan keraguan, tetapi dengan fakta. Kita mendeklarasikan takfir pada seseorang yang Allah dan RasulnNya sebut kafir dan atas siapa saja yang memilih dien selain daripada Islam entah kebenaran sampai kepada mereka atau tidak. Sejauh hukuman hari akhir adalah terkait dengan satu-satunya yang menghukum di Akhirat apakah kepada mereka yang telah disampaikan sebagaimana Allah SWT. berfirman ‘Kami tidak akan pernah menghukum sebuah kaum sampai kami mengirimkan kepada mereka seorang utusan’, namun menyebut seorang kafir di dunia adalah kewajiban kita apakah risalah sampai kepada mereka atau tidak, bagi kita seseorang yang tidak beriman kepada Islam adalah kafir dan di akhirat selanjutnya itu subyektif, yakni kembali urusannya antara dia dan Allah, kita menilai dengan apa yang tampak di dunia.

Siapa saja yang mengucapkan kalimat syahadah, mengklaim beriman pada Islam dan tidak melakukan apapun yang membatalkan Islam secara terbuka kita akan memperlakukannya berdasarkan apa yang ditampakkannya bahwa dia adalah seorang Muslim dan kita menyerahkan hal-hal yang disembunyikannya kepada Allah SWT. Siapa saja yang menunjukkan kepada kita atau kita melihat dari ibadah ritualnya Islam tanpa mencampurkannya dengan kufur atau syirik seperti berhukum pada thaghut, hukum buatan manusia atau bersekutu dengan kuffar memerangi Muslim, maka kita akan selalu menilainya sebagai Muslim dan Allah mengetahui apa yang tidak ditampakannya.

Kita beriman bahwa Syi’ah Rafidah adalah sebuah entitas syirik dan murtad, secara umum umat Syiah Rafidah diperlakukan sebagai bagian dari entitas ini dan jika mereka mengatakan sebagai individu bahwa mereka adalah Muslim kita tidak akan menyebut mereka kafir kecuali mereka membuktikan kekufuran dan kesyirikan mereka.

Kita beriman bahwa semua negeri didominasi oleh hukum kufur yang disebut Darul Kufur dan jika didominasi oleh hukum kufur dan Islam secara bersamaan kita akan menyebutnya Darul Kufur tetapi ini tidak bermaksud melakukan takfir pada orang-orang di negeri tersebut. Ketiadaan Negara Islam pada saat ada penguasa murtad dan mentri-mentrinya yang bertanggung jawab terhadap negeri-negeri Muslim kami akan tetap menyebut mereka negeri Muslim tetapi dengan rezim kufur dan melabelinya dengan Darul Kufur, tetapi kami tidak akan menyebut mereka yang tinggal di sana kafir karena diantara mereka ada Muslim dan Kafir juga setiap orang yang mempunyai kondisi-kondisi tertentu.

Sekulerisme di bawah banyak panji-panjinya dan dalam kesatuan-kesatuan bentuk lainnya, seperti nasionalisme, komunisme, baathisme, dan partiotisme adalah kufur yang berlawanan dengan Islam dan bisa mengeluarkan seseorang dari ikatan Islam.

Satu-satunya hal yang kita rujuki dengan tujuan untuk menilai perkataan dan perbuatan adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah berdasarkan pemahaman salaf dari Ummat ini dan imam Salaf adalah Rasulullah SAW, keluarga, dan shahabat-shahabatnya juga mereka yang mengikuti mereka dari tiga generasi pertama.

Kita beriman bahwa jihad adalah fardhu sampai hari pengadilan dengan ataupun tanpa Khilafah. Jihad mempunyai kepentingan dan manfaat tertentu serta tidak bisa ditunda karena hilangnya sebuah kepentingan seperti jika musuh memerangi kita, kita tidak bisa menundanya sebagai jawaban kita harus memerangi, dengan kata lain kepentingan kita adalah mempertahankan hidup, kemulian dan negeri yang akan dilanggar.

Kita berperang untuk meninggikan kalimat Allah SWT, dan jika memperoleh ghanimah akan dibagikan kepada mereka yang berhak menerimanya berdasarkan Syari’ah. Setiap orang beriman diwajibkan untuk terlibat dalam jihad melawan musuh-musuh Allah walaupun dia seorang diri berdasarkan dengan kemampuannya.

Kita beriman bahwa darah, kehormatan, dan kekayaan Muslim mempunyai kesucian yang tidak seorangpun akan menodainya kecuali ketika Syari’ah membolehkannya seperti pada saat seseorang melakukan zina atau mencuri atau melanggar aturan Islam. Semua yang melakukan kekejaman atau agresi dari kuffar melawan kesucian Muslim maka jihad menjadi fardhu ‘ain atas mereka dan kita hanya akan mencegahnya berdasarkan pada kemampuan kita. Mereka yang ingin melakuka fasad (kerusakan) pada dien dan dunia, itu akan menjadi fardhu pada saat itu untuk berperang bersama-sama melawan mereka.

Kita beriman bahwa riddah atau kufur murtad adalah kekufuran yang lebih tinggi dan lebih besar daripada kufur asli dan memerangi orang-orang murtad adalah lebih utama dalam Islam ketimbang memerangi kafir asli. Orang yang murtad yang melakukan kemurtadan paling tinggi seperti bersekutu dengan kuffar melawan Muslim dan membunuh Muslim, walaupun jika dia menyesal akan mendapatkan hukuman mati.

Posisi pemimpin Muslim seluruh dunia tidak akan pernah diberikan kepada orang kafir atau murtad dan orang yang telah diberikan bai’at akan ditaati sepanjang dia menaati Allah SWT. dan jika dia mendeklarasikan kukufuran secara terbuka dia tidak lagi dianggap sebagai Imaam (pemimpin) dan kami tidak akan menaatinya dan menjadi sebuah kewajiban atas muslim untuk menggantinya dengan Iman yang lain.

Kita beriman bahwa menerapkan Dien adalah fardhu dengan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedang sebagai pendukungnya. Jihad kita adalah dengan pedang dan ucapan, dengan panah dan dengan diskusi. Jihad dengan perkataan dan jihad dengan pedang adalah manhaj utama menerapkan dien.

Siapa saja yang menyeru pada sebuah dien selain daripada Islam atau memerangi kita dalam dien kita atau mengangkat pedang melawan kita berarti sedang berperang dengan kita dan selanjutnya tidak ada ada kesucian atas harta dan hidupmya.

Kami mencela semua bentuk fanatisme madzhab dan perpecahan serta perselisihan umat Muslim dan menyeru mereka pada kesatuan atas tauhid Laa ilaaha illLlah dan mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah saja berdasarkan pada pemahaman Salaf Ummat dan melepaskan semua madzhab.

Kami tidak akan pernah menyeru orang-orang (untuk sama pandangannya) pada wilayah ijtihad. Wilayah ijtihad adalah subyketif dan untuk semua masalah-masalah baru yang tidak ada penjelasannya dalam nash (Al-Qur’an dan As-Sunnah) maka seorang alim akan menggali sebuah hukum untuknya dengan ijtihad dan apa pun hasilnya akan dianggap sah, walaupun jika dia berbeda atau salah, maka kita tidak akan menyebut dia jahil atau meninggalkannya.

Kita beriman bahwa sudah merupakan kewajiban atas kita untuk bersatu dengan ummat Muslim lainnya terutama dengan Mujahidin di bawah panji Laa ilaaha illaLlah. Umat Muslim adalah satu tubuh dan tidak ada perbedaan antara orang Arab dan non-Arab, semua kehidupan dan harta mereka mempunyai kesucian dan semua sama. Kita tidak pernah bisa menyebut diri kita dengan nama yang Allah SWT. tidak pernah sebutkan untuk kita dan kita akan selalu bersekutu dan mendukung orang-orang beriman dan mereka ber-walaa dengan Allah, dan kita akan selalu mempunyai kebencian dengan musuh-musuh Allah dan membenci mereka yang mempunyai baraa dari kuffar dan musyrikin dan semua millah selain millah Islam, mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah dan juga selalu menjauhi biddah dan dalaalah (kesesatan).

Ini adalah aqidah, manhaj dan dien kami yang kami imani, hidup dengannya dan akan mati karenanya, Insya Allah.

Saya berdoa semoga Allah memberi petunjuk kepada kita semua, menjadi bagian dari orang-orang yang mengikuti kebenaran dan bukan menjadi bagian dari mereka yang mengikuti kebatilan dan menjadi bagian dari mereka yang mengangkat panji tauhid dan sunnah serta berperang melawan panji syirik dan bid'ah, Amiin.

0 komentar: