Tata Cara Shalat Rasulullah SAW 7

DO'A-DO'A RUKU'
Di dalam rukun ini beliau s.a.w. mengucapkan bermacam-macam dzikir dan do'a.
1. Sub-haana robbiyal'azhiim. (3x). (Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Daroqutni, Thohawi, Al-Bazzar dan Ath-Thobroni dari tujuh sahabat).= Maha Suci Robbku Yang Maha Agung.
Kadangkala beliau s.a.w. mengulangnya lebih banyak dari pada (3x) itu. Dan sesekali beliau s.a.w. banyak sekali mengulang-ulangnya pada waktu melakukan sholat lail (malam), sehingga lama ruku'nya hampir mendekati lama berdirinya, dimana beliau membaca tiga surat yang panjang, yaitu Al-Baqoroh, An-Nisa' dan Ali Imran yang diselang-selangi dengan do'a dan istighfar.
2. Subhaana robbiyal'azhiimi wabihamdih. (3x). (Abu Dawud, Daroqutni, Ahmad Thobroni dan Baihaqi -sahih). = Maha Suci Robbku Yang Maha Agung, dan aku memujiNYA.
3. Subbuuhung-qudduusur-Robbul-malaa-ikati warruuh. =Maha Suci dan Pemberi Berkat, Tuhan Malaikat dan Ruh(Muslim dan Abu 'Uwanah).
4. Sub-haanakalloohumma wabihamdika alloohummagh-firlii.=Maha Suci Engkau ya Allah, dan Aku memujiMU, Ya Allah ampunilah aku. Beliau s.a.w. banyak membaca dzikir dan do'a ini di dalam ruku' dan sujudnya. Di sini, beliau menta'wilkan Al-Qur'an. (Bukhori dan Muslim). Yang dimaksudkan dengan menta'wilkan Al-Qur'an dalam hadist ini adalah: Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (QS. 110:3)
5. Alloohumma-laka roka'tu, wa aamang-tu, walaka aslamtu, ang-ta robbii, khosya'a laka syam'ii wabashorii wamukh-khii wa'azhomii, wafii-riwayatiw-wa'azhomii wa'ashobii wamas-taqollat-bihi qodamii lillaahi robbil'aalamiin. (Muslim, Abu 'Uwanah, Thohawi dan Daroquthni). =Ya Allah, kepadaMU kuserahkan ruku'ku, kepadaMU aku beriman dan kepadaMU aku menyerahkan diriku. Engkaulah Robbku. KepadaMU-lah pendengaran, penglihatan, otak, tulang dan syarafku tunduk. Dan apa yang dibawa oleh kakiku kuserahkan kepada Robb semesta alam.
6. Alloohumma-laka roka'tu, wa aamang-tu, walaka aslamtu, wa'alaika tawakkaltu, ang-ta robbii, khosya'a laka syam'ii wabashorii wadamii walahmii wa'azhomii wa'ashobii, lillaahi
robbil'aalamiin. (An-Nasa'i --->sahih). =Ya Allah, kepadaMU kuserahkan ruku'ku, kepadaMU aku beriman dan kepadaMU aku menyerahkan diriku, serta kepadaMU aku bertawakkal. Engkaulah Robbku. Pendengaranku, penglihatanku, darahku, dagingku, tulangku dan syarafku tunduk kepada Robb semesta alam.
7. Sub-haana Dzil-jabaruuti wal-malakuuti, wal-kibri-yaa-i wal'azhomah. (Abu Dawud dan Nasa'i --->sahih). =Maha Suci Dzat yang memiliki kekuasaan, kerajaan, kebenaran dan keagungan. Dzikir ini diucapkan oleh Rosulullooh s.a.w. pada waktu sholat lail (malam).
Diriwayatkan bahwa: ROSULULLOOH S.A.W. menjadikan RUKU'NYA dan BANGKITNYA DARI RUKU',
SUJUDNYA dan DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD hampir sama lamanya. (Bukhori dan Muslim).
LARANGAN MEMBACA AL-QUR'AN DI DALAM RUKU'
Diriwiyatkan bahwa Rosulullooh Muhammad s.a.w. melarang membaca Al-Qur'an di dalam ruku' dan sujud. (Muslim dan Abu 'Uwanah). Rosulullooh s.a.w. bersabda: Ketahuilah bahwa aku telah dilarang untuk membaca Al-Qur'an pada waktu ruku'dan sujud. Adapun di dalam ruku', maka AGUNGKANLAH Robb yang Maha Perkasa lagi Maha Agung. Dan adapun di dalam sujud, maka bersungguh-sungguhlah di dalam BERDO'A. Karena, patut bagi kamu untuk dijabah (dikabulkan). (Muslim dan Abu 'Uwanah).
I'TIDAL DARI RUKU'
Rosulullooh s.a.w. mengangkat punggungnya dari ruku' sambil mengucapkan: SAMI'ALLOOHU LIMAN HAMIDAH (mudah-mudahan Allah mendengarkan/memperhatikan orang yang memujiNYA). (Bukhori dan Muslim). Dari Ibnu Umar, bahwasanya Nabi s.a.w. mengangkat kedua tangannya berbetulan dengan dua bahunya apabila memulai sholat dan apabila bertakbir buat keruku' dan apabila mengangkat kepalanya dari ruku'. (Bukhori dan Muslim).
Hal ini juga beliau s.a.w. memerintahkan kepada orang yang sholatnya belum betul, dengan sabdanya: Tidaklah sempurna sholat seseorang, sehingga ia ......bertakbir ...kemudian ruku', lalu mengucapkan: SAMI'ALLOOHU LIMAN HAMIDAH (mudah-mudahan Allah mendengarkan/memperhatikan orang yang memujiNYA). Sehingga ia berdiri tegak lurus. (Abu Dawud dan Hakim dan sahih).
Sambil berdiri beliau s.a.w. mengucapkan: ROBBANAA WALAKAL-HAMD Wahai Robb kami dan kepadaMu-lah segala puji. (Bukhori dan Ahmad).
Secara umum bacaan-bacaan ini Rosulullooh s.a.w. perintahkan kepada setiap orang yang sholat baik sebagai ma'mum maupun sebagai imam untuk membacanya. Sebab beliau s.a.w. bersabda: Sholatlah, sebagaimana kamu sekalian melihat aku sholat. (Bukhori dan Ahmad).
Dan beliau s.a.w. bersabda: Sesungguhnya imam itu dijadikan hanya untuk diikuti.
Oleh karena itu, apabila ia mengucapkan: SAMI'ALLLOOHU LIMAN HAMIDAH, maka ucapkanlah:
ROBBANAA WALAKALHAMD, niscaya Allah memperhatikan kamu. Karena Allah Yang bertambah-tambah berkahNYA dan bertambah-tambah keluhuranNya telah berfirman melalui lisan nabiNYA s.a.w., Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNYA. (Muslim, Abu 'Uwanah,
Ahmad dan Abu Dawud). Dari hadiest-hadiest di atas ini mudah-mudahan jelas bagi kita bersama bahwa baik imam maupun ma'mum keduanya membaca sami'alloohuliman hamidah dan robbanaa walakalhamd. Di dalam hadiest lain dikatakan bahwa Rosulullooh s.a.w. bersabda: Maka barangsiapa yang ucapannya bertepatan dengan ucapannya para malaikat, maka ia diampuni dari segala dosanya yang telah lalu. (Bukhori dan Muslim serta disahihkan oleh Tirmidzi).
Beliau s.a.w. mengangkat kedua tangannya pada waktu i'tidal (Bukhori dan Muslim) dengan cara-cara yang telah diterangkan dalam takbir pembukaan. Dalam keadaan berdiri (i'tidal) beliau s.a.w. membaca bermacam dzikir.
DZIKIR KETIKA I'TIDAL
1. Robbanaa walakalhamd = Wahai Robb kami, dan kepunyaanMU-lah segala puji. (Bukhori dan Muslim).
2. Dan kadangkala beliau s.a.w. membaca: Robbanaa lakalhamd = Wahai Robb kami, kepunyaanMU-lah segala puji. (Bukhori dan Muslim).
3. Apabila imam mengucapkan: mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNYA, maka ucapkanlah: Alloohumma Robbanaa lakalhamd = Ya Allah Ya Robb kami, kepunyaanMU-lah segala puji. Karena, barang siapa yang ucapannya sesuai dengan ucapan
para malaikat, maka ia diampuni dari segala dosanya yang telah lalu. (Bukhori dan Muslim dan Tirmidzi).
4. Kadangkala lafazh di atas (1,2 dan 3) beliau s.a.w. tambahkan dengan:(1 atau 2 atau 3) + mil-assamaawaati wamil-al-ardhi wamil-amaa syi'ta ming-syai-immba'd = sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki sesudah itu. (Muslim dan Abu 'Uwanah).
5.(1 atau 2 atau 3) + mil-assamaawaati wamil-al-ardhi WAMAA BAINA-HUMAA wamil-amaa syi'ta ming-syai-immba'd = sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki sesudah itu. (Muslim dan Abu 'Uwanah).
6. Kadangkala beliau s.a.w. menambahkan lafazh di atas dengan: Ahlats-tsanaa-i wal-maj-di, laa maani'a limaa a'thoita walaa mu'thiya limaa mana'ta walaa yang-fa'u-dzal-jaddi ming-kal-jad. = Yang memiliki pujian dan pujaan. Tidak ada yang melarang terhadap apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi terhadap apa yang Engkau larang. Dan tidaklah bagian orang yang memiliki bagian di dunia akan dapat menyelamatkannya. (Muslim dan Abu 'Uwanah).
7. Dan kadangkala tambahannya adalah: mil-assamaawaati wamil-al-ardhi wamil-amaa syi'ta ming-syai-immba'd. Ahlats-tsanaa-i wal-maj-di, ahaqqu maa qoolal'abdu wakullunaa laka'abdu. Alloohumma laa maani'a limaa a'thoita walaa mu'thiya limaa mana'ta walaa yang-fa'u-dzal-jaddi ming-kal-jad. =sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki sesudah itu. Yang memiliki pujian dan pujaan. Lebih benar dari apa yang diucapkan oleh hamba. Dan masing-masing dari kami adalah hambaMU. Ya Allah, tidak ada yang melarang terhadap apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi terhadap apa yang Engkau larang.Dan tidaklah bagian orang yang memiliki bagian di dunia akan dapat menyelamatkannya
(Muslim, Abu 'Uwanah dan Abu Dawud).
8. Dan di dalam sholat lail (malam), kadangkala beliau s.a.w. mengucapkan: lirobbil-hamdu, lirobbil-hamd. = Bagi Robbku-lah segala puji, bagi Robbku-lah segala puji. Dzikir ini beliau s.a.w. ulang-ulang, sehingga lama berdirinya hampir menyamai berdirinya
yang pertama, di mana beliau s.a.w. membaca surat Al-Baqoroh. (Abu Dawud dan Nasa'i --->sahih).
9. Robbanaa lakalhamdu hamdang-ka-tsiirong-thoy-yibam- mubaarokang- fiihi mubaarokan 'alaihi, kamaa yuhibbu robbunaa wayardh. = Wahai Robb kami, kepunyaanMU-lah segala puji.
Pujian yang banyak dan baik lagi berbarokah di dalamnya, yang berbarokah, sebagaimana disukai dan diridhoi oleh Robb kami. Dzikir ini diucapkan oleh seorang laki-laki yang sholat
di belakang Rosulullooh s.a.w. ketika beliau selesai membaca SAMI'ALLOOHULIMAN HAMIDAH. Maka sesudah Rosulullooh s.a.w. selesai mendirikan sholat, beliau s.a.w. bersabda:
Siapa yang mengucapkan (dzikir) tadi? Laki-laki itu menjawab : Aku wahai Rosulullooh.
Maka Rosulullooh s.a.w. bersabda: Aku benar-benar telah melihat lebih dari tiga-puluh (30)
malaikat bergegas-gegas mendapatkan dzikir itu, siapa di antara mereka yang akan mencatatnya lebih dahulu. (Malik, Al-Bukhori dan Abu Dawud).
KEWAJIBAN THUMA'NINAH DI DALAM I'TIDAL
Dari Ibnu Umar, bahwasanya Nabi s.a.w. mengangkat kedua tangannya berbetulan dengan dua bahunya apabila memulai sholat dan apabila bertakbir buat keruku' dan apabila mengangkat kepalanya dari ruku'. (Bukhori dan Muslim). Rosulullooh s.a.w. menjadikan lama berdirinya disini hampir mendekati lama ruku'nya, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.
Adakalanya beliau s.a.w. berdiri hingga seseorang mengatakan, beliau telah lupa, disebabkan lamanya beliau berdiri. (Bukhori, Muslim dan Ahmad).
Rosulullooh s.a.w. memerintahkan untuk ber-thuma'ninah di dalam i'tidal itu. Beliau s.a.w. berkata kepada orang yang sholatnya belum betul : Kemudian angkatlah kepalamu hingga engkau berdiri lurus, dan setiap tulang (ruas) dapat mengambil tempatnya. [Dan didalam riwayat lain dikatakan: Dan apabila engkau melakukan i'tidal, maka luruskanlah punggungmu dan angkatlah kepalamu hingga tulang-tulang kembali kepada sendi-sendinya]. (Bukhori, Muslim, Darimi, Hakim, Syafi'i dan Ahmad). [dalam riwayat lain lagi:...maka tegakkanlah tulang belakangmu
hingga kembali tulang-tulang= Ahmad];[dalam riwayat lain lagi:...kemudian bangkitlah hingga tetap engkau berdiri= Ahmad dan Ibnu Hibban].
Kemudian Rosulullooh s.a.w. mengingatkan kepada orang itu: Sesungguhnya tidaklah sempurna sholat seseorang di antara manusia, apabila ia belum mengerjakan hal itu.
Dalam hadiest lain Rosulullooh s.a.w. bersabda: Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung tidak akan memperhatikan sholat seorang hamba yang TIDAK MENEGAKKAN (MELURUSKAN) PUNGGUNGNYA DI ANTARA RUKU' DAN SUJUDNYA. (Ahmad dan Thobroni ---> sahih).
Hadiest-hadiest ini tidak ada yang menerangkan dimana posisi tangan berada ketika i'tidal. Sehingga setahu SAYA posisi tangan ketika i'tidal semuanya adalah pendapat yang tidak perlu dipertentangkan satu sama lainnya, sampai ada hadiest yang menerangkan tentang hal itu.
Toh hadiest-hadiest di atas jelas mengatakan bahwa yang penting sudah berdiri tegak/lurus sampai posisi tulang-tulang (belakang) kembali ketempatnya, dengan thuma'ninah. Walloohu a'lamu bish-showaab.
Contoh pendapat (posisi tangan) tersebut adalah yang diterangkan Al-Albani mengenai tulisan Asy-Syaikh At-Tuwajiri, bahwasanya Imam Ahmad mengatakan: Jika mau, maka ia meluruskan kedua tangannya setelah berdiri dari ruku', dan jika mau maka ia meletakkan keduanya (di atas dada).